Seharusnya moment belanja untuk mempersiapkan kelahiran si kecil merupakan moment yang membahagiakan bagi pasangan suami istri. Nah lho karena sang suami sedang dinas ke ujung kulon Indonesia alias di Nangro Aceh Darussalam, maka acara belanja menjadi tidak menyenangkan. Memilih-milih barang sendiri, memilih warna-warna sendiri dan yang pasti membawa barang belanjaan sendiri. Yaah, kalo ga belanja sekarang takut nanti semakin mepet dan keburu si kecilnya brojol. Di nikmati saja seharusnya, tapi tetep ya tidak bisa membohongi hati sendiri kala harus menenteng belanjaan sendiri, di liatin banyak orang, bahkan pe dibantuin bawa karena jalan keluar untuk motornya tempat parkir di tokonya sempit. Belum kalo inget masa kelahiran yang semakin dekat dan tiada seorangpun di sampingku, semakin mellow rasanya. Jadi inget dengan pesan suami katanya mending pahit di awal tapi endingnya manis. Ga ngerti juga apa yang di maksud, ending yang mana?, kalo pahitnya memang sudah berasa. Sudah, sudah tidak perlu meneruskan kesedihan, tidak perlu menuruti hati yang mellow, sedikit menasehati diri sendiri. Tidak perlu berharap yang berlebihan karena itu akan membuat kecewa lebih dalam. Seperti dulu semula saja, mandiri dan tidak bergantung sama orang lain, tunjukkan itu sekarang. Berdoa dan terus berdoa semoga semua baik-baik saja, semoga semua lancar, termasuk kerjaan suami di Aceh, sehingga bisa segera pulang. Dan yang pasti semoga ending yang indah itu segera terwujud, amin.
Menjadi Istri Dambaan Suami / Follow me on Twitter: @diantrihesti Facebook: dian_trihesti@yahoo.com Email: diantrihesti@yahoo.com YM: dian_trihesti@yahoo.com
26 November 2011
09 November 2011
The Journey of Love: Graduation
Masih
berlanjut dengan long distance sampai akhirnya Agustus 2008 alhamdulillah study
ku kelar dan nama berganti Dian Trihesti, S,Hum. Kisah-kisah sedih selama
skripsi berganti lelucon yang membuat kita tertawa. Yah, saatnya memasuki
gerbang kehidupan yang sebenarnya. Sebuah keputusan yang kata teman-teman
mendadak dan cukup berani. Yah, aku pindah ke Surabaya . Jangan tanya alasan apa yang akhirnya
menjadi pertimbangan keputusan tersebut, hanya diriku sendiri yang tahu. Mengikuti
seseorang yang kala itu statusnya masih pacaran. Yah, sebuah keputusan yang
mungkin aneh tapi aku yakin ketika itu kalau ini adalah jalan menuju perubahan,
lebih tepatnya merubah nasib. Setelah sekian lama visi misi keluarga yang
berantakan dan lelah untuk memneruskannya maka pilihannya adalah mundur teratur
dan memilih membuat visi dan misi sendiri dan untuk keluarga kecilku nanti
daripada menghabiskan emosi dan tenaga untuk sesuatu yang hanya memancing emosi
saja. Sungguh keputusan untuk pindah ke surabay ini menimbulkan kontroversi
sampai beberapa tahun ke depan. Konflik dengan mama ik juga semakin runcing.
Hubungan dengan mama ik menjadi tidak baik dan mungkin bahkan di cap menjadi
anak yang membangkang. Tapi maaf yah ma, aku sudah cukup dan sangat lelah
dengan keluarga ini.
Bukan tidak ada cobaan ketika aku pindah ke
Salut dengan seorang Supriyanto yang setia mendampingiku di saat-saat terpuruk, saat aku belum mendapatkan pekerjaan, saat semangat ini pupus, saat hubungan kami masih buram arahnya, saat aku merasa rapuh, dan merasa sendiri. Dan yang paling membuatku salut adalah komitmen itu begitu kuat, bahkan komitmen untuk kita bertahan di sela keterpurukanku. Betapa beruntungnya aku bertemu dan menjadi pacaramu. Aku belajar banyak darimu, bagaimana harus marah ketika harga diri kita dihina, bagaimana kita harus tegar, harus bekerja keras, harus optimis, harus punya pendirian dan harus selalu berusaha yang terbaik meskipun kadang dirimu mengingatkan dengan cara yang belum bisa aku terima. Aku salut dan bangga dengan dirimu, dan pun sebaliknya aku selalu berusaha untuk menjadi perempuan yang bisa kamu banggakan. Yes, we can change our life to be better.
The Journey of Love: Long Distance
Betapa hari-hariku tidak sepi lagi, ada sms
yang sering masuk, ada telpon yang terus berdering dari seseorang di seberang sana . Bahkan tidak hanya sekedar tidak sepi
tetapi langkah hari-hari ini bisa kulewati dengan enteng karena ada beban yang
aku serahkan kepadamu, yaitu adalah perasaanku. Ketika itu aku masih semester 7
menuju 8. Masih sangat kental dengan perkampusan. Masih sangat ingat ketika
liburan panjang naik semester tujuh aku kerja di DRPM, sekitar bulan juli 2007.
Setiap pulang kerja maka kegiatan rutinnya adalah sms, ehm senangnya.
Lama kelamaan kebutuhan hati semakin bertambah, tidak terima dengan sms
saja, dan liburan Natal yang berbarengan dengan Idul Adha adalah
waktu yang tepat pujaan hatiku berkunjung ke Depok. Duh, akhirnya kesampaian
juga jalan-jalan di Depok bersama orang yang aku sayangi. Kadang memang sempet
iri melihat Lina atau yang lainnya dijemput sama cowoknya di kampus.
Pagi itu aku menjemputmu di stasiun Jatinegara.Ada kejadian yang lucu ketika itu. Karena aku
berangkat ke stasiunnya pagi maka kereta pada titik puncak jadwal padatnya,
alhasil harus berebut dengan sekian ribu orang untuk masuk. Oke lah, pada
akhirnya bisa masuk, tapi itu hanya di bibir pintu saja. Tak apalah menahan
badan agar tidak jatuh dari pintu toh hanya sampai stasiun Tebet saja. Dan oh
my God, ketika sampai di stasiun Tebet dan hendak turun, ternyata sandalku
ketinggalan di kereta. Mau kembali ke kereta dan mencari sendal sudah tidak
mungkin dan akhirnya membiarkan kaki ini telanjang. Untunglah itu masih jam
06.00 pagi, jadi masih sepi, cuek sajalah meskipun cuma satu sendal saja.
Segera mencari tukang ojek dan mencari toko yang jual sandal jepit atau apalah.
Dasar sial karena masih pagi, toko pun masih jarng yang buka, utunglah tukang
ojek mau muter-muter mencari sendal jepit, plong ketika akhirnya dapat.
Masih dengan tergesa-tergesa masuk stasiun Jatinegara dan pujaan hatiku sudah menunggu disana . deg-degan melihatnya dan kita menuju Depok
berdua. Tiga hari kita bersama, menghabiskan waktu keliling UI, makan pecel di
Detos (Depok
Town Square ) dan sarapan pagi ditempat mba Ucu. Senangnya, liburan
itu sungguh sangat tidak sepi dengan pertemuan itu. Dan gara-gara pertemuan
itu, komunikasi kita semakin sering, dengan Esia yang pada waktu itu tarifnya
adalah 1000/jam. Memang esia mantap banget, sampai kita pernah telpon mulai jam
22.00-06.00. Gila, semalaman kita tidak tidur, dia menemaniku begadang yang
kala itu aku sudah mulai mengerjakan skripsiku. Tak terbayang berapa pulsa yang
kita habiskan untuk telpon2an, yang pasti hampir setiap hari kita telpon dan
itu minimal 2 jam. Oh, kok bisa ya telinga ini menghadapi panasnya ponsel juga
kantong ini menghadapi borosnya pulsa, tapi itulah cinta. Cinta mengalahkan
segalanya. Dan beginilah cinta long distance kami.
Pagi itu aku menjemputmu di stasiun Jatinegara.
Masih dengan tergesa-tergesa masuk stasiun Jatinegara dan pujaan hatiku sudah menunggu di
The Journey Of Love: Aku Punya Pacar
Setelah pertemuan yang tidak
mengesankan, maka episode nya berganti dengan komunikasi by Phone. Memang
setelah itu sudah tidak ada pertemuan sama sekali, melainkan hanya SMS saja,
bukan telpon2an dan itupun sesekali saja. Sampai suatu saat entah apa
permulaannya komunikasi yang terputus itu tersambung kembali, dan intensitasnya
menjadi sering. Berlanjut dengan janjian untuk pertemuan. Dan rumahkulah yang
menjadi tempatnya. Sempat lupa, hari apakah pertemuan itu tapi yang pasti
jamnya adalah jam 08.00 pagi dan dengan baju warna putih serta jam tangan hitam
dia datang. Oh ya dengan Jeans warna biru langit. Obrolan-obrolan pembuka dua
orang yang baru mengenal, seputar dunia kampus juga keluarga. Mulai
menyenangkan. Dia kuliah di Institut Teknologi Sepuluh November ITS) Surabaya , mengambil jurusan kelistrikan
kapal dengan jenjang D3. Ehm, aku ingat pas itu aku pakai kaos bergaris
yang aku beli di Margo City Depok. Masih sangat ingat aku
sepertinya, dan itu berarti aku sudah mulai terkesan.
Setelah obrolan demi obrolan bergulir dapatlah satu kesimpulan kecil bahwa ternyata rumah kita sangat dekat, 10 menit bisa ditempuh dengan sepeda ontel, kurang dari 5 menit kalo pakai sepeda motor, ehm paling sekitar 3 km saja. Kaget memang, ternyata kita tetangga dan hanya beda kampung saja, tetapi kita mengenal di tempat yang jauh, yaitu Depok, tempat yang jauh dari tempat kelahiran kita, yaitu Ponorogo. Semoga ini bertanda baik.
Komunikasi semakin intens dan obrolan pun mulai masuk ke daerah privasi juga curhat-curhat kecil tentang kampus, kerjaan juga keluarga. Malam-malam sepi berganti dengan malam dengan puluhan SMS. Semakin dekat dan akhirnya menemukan kecocokan. Sekitar bulan Mei 2007 kita sepakat untuk pacaran. Senangnya aku punya pacar , namanya adalah Supriyanto. I want to be Somebody for someone...
(Somebody for someone...), Yeah I wanna be
(Somebody for someone...), I know there's gotta be
(Somebody for someone...), You've gotta be
(Somebody for someone...), Yeah yeah...
(Somebody for someone...)
(Somebody for someone...)
(Somebody for someone...)
- Somebody For Someone by The Corrs -
(Somebody for someone...), I know there's gotta be
(Somebody for someone...), You've gotta be
(Somebody for someone...), Yeah yeah...
(Somebody for someone...)
(Somebody for someone...)
(Somebody for someone...)
- Somebody For Someone by The Corrs -
The Journey of Love: Awal yang Tidak Mengesankan
Bertemu dengan
seorang yang tidak mengesankan di danau Universitas Indonesia (UI) awalnya,
inilah ceritanya...
Kesan pertama yang sangat tidak indah bagiku dengan seseorang yang aku temui. Entah karena aku yang salah merespon dan menanggapi atau Dia yang salah menyampaikan apa yang disampaikan, padahal semilir angin danau juga tenangnya air danau UI Depok sangat mendukung romantis. Obrolan kaku pada perjumpaan pertama kami sekitar 4 tahun yang lalu ketika aku masih kuliah di Jurusan Sastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Depok. Bagaimana akan membekas dalam hati kalau kesan pertama dari pertemuan tersebut sudah tidak terkesan? Begitu memang logikanya tetapi ternyata semua berbanding terbalik dengan logika dan tunggulah cerita selanjutnya dari pertemuan tersebut...
07 November 2011
Janin (Bayi) dan Sang Ayah (Papa)
Sejak berada dalam kandungan otak janin
sudah sangat berkembang dengan pesat. Janin sudah mampu merasakan dan
memberikan respon terhadap rangsangan dari luar. Sehingga kontak dengan janin
bisa dimulai oleh orang tua semenjak dini. Kontak dengan janin bisa berupa
kontak fisik dengan mengajaknya berbicara dan memberikan rangsangan berupa
usapan kasih sayang. Jika dari seorang ibu rangsangan bayi bisa melalui emosi yang
sedang dirasakan sang ibu, pun juga pengalaman-pengalaman yang sedang dirasakan
oleh sang ibu. Rasa senang, cemas dan stress akan berpengaruh pada tahap
kembang si Janin. Seperti contohnya rasa senang yang dialami oleh ibu, dalam darahnya
akan melepaskan neotransmitter,
zat-zat senang sehingga janinpun ikut merasakannya.
Ketika umur 16 minggu fungsi pendengaran
Janin sudah mulai bisa berfungsi, ia sudah mendengar dan membedakan suara ibu
nya. Dengan mengajaknya berbicara, bisa membuat janin kepercayaan di kemudian
hari, karena sejak Janin ia sudah mengenal suara ibunya, sehingga menyebabkan
ia merasa berada di lingkungan yang tidak asing lagi. Lalu bagaimana dengan
sentuhan dan suara sang ayah?. Janinpun ketika masih dikandungan sudah bisa
mengenal dan membedakan suara ayahnya, ketika ayahnya berbicara dengan teman
prianya. Jadi ikatan batin (Bonding) antara Janin (Bayi) sudah bisa dimulai
sejak dini. Selaim dengan mengajaknya berbicara, kontak fisik dengan janin juga
bisa dilakukan dengan usapan. Ketika janin bergerak, itu menandakan ia sedang
meminta untuk diperhatikan. Cobalah untuk mengusapnya. Kadang ketika bergerak,
bagian tubuhnya ada yang menonjol, itulah saat yang tepat mengusapnya,
memberikan perhatian kita untuknya. Pada saat inipun, adalah saat yang baik
pula untuk ayah memulai interaksi dengan Janin dengan mengusapnya.
Selanjutnya kontak fisik antara bayi dan adalah pada saat persalinan usai. Inilah momen yang tepat untuk
memulai kedekatan dengan bayi, kadang sang ayah merasa ‘takut’ untuk menyentuh
bayinya untuk pertama kali. Takut melukainya, takut salah gendong atau
ketakutan-ketakutan lainnya. Dan sebenarnya hanya butuh kebiasaan saja untuk
menyentuhnya, untuk menghilangkan ketakutan-ketakutan tersebut. Begitu sang Ayah menggendong si kecil saat dia lahir,
artinya semakin dini pula sang bayi mengenal ayahnya. Pelukan dan dekapan yang
Anda berikan secara tidak sadar akan membuat aroma tubuh Anda masuk ke dalam
penciuman bayi. Sentuhan dini yang anda berikan tersebut akan melatih bayi
untuk mengenal anda sebagai figur yang dekat dengannya selain figur ibu.
Proses pembiasaan ini
merupakan hal yang penting sebagai upaya untuk membentuk ikatan emosional
antara ayah dan bayi. Secara psikologis, menciptakan kedekatan emosional antara
ayah dan bayi merupakan hal yang cukup penting dalam proses perkembangan psikis
bayi. Selain kasih sayang dan perhatian dari ibu, dukungan, perhatian, dan
kasih sayang yang diberikan oleh ayah kepada bayinya mampu menciptakan rasa
aman yang menjadi dasar bagi bayi untuk memulai perkembangannya dengan optimal.
So, ikatan batin antara ayah dan bayi sama pentingnya dengan ikatan ibu dan
bayi untuk tumbuh kembangnya dan bisa dimulai semenjak dini semenjak dalam kandungan
sekalipun.
*Didedikasikan untuk Suami tercinta, calon Papa.
03 November 2011
Perlengkapan Kelahiran dan Kebutuhan Bayi
Acara tujuh bulanan yang dalam bahasa jawa
tingkepan sudah digelar tanggal 30 Oktober 2011, bertepatan dengan hari minggu.
Acara tersebut semakin mengingatkan kalo waktu kelahiran sudah semakin dekat
dan deg-deg an tentunya. Semoga nanti lancar, dedeknya sehat juga mamanya. Oh
ya setelah usia kandungan sudah tujuh bulan, kata orang-orang sudah mulai bisa
belanja untuk keperluan kelahiran juga untuk sang bayinya. Bagian yang
menyenangkan, shoping. Kira-kira ini lah kebutuhan yang diperlukan baik saat
persalinan maupun untuk si kecil:
Persiapan Persalinan Ibu*
- 2 kain panjang
- 2 sarung
- 2 pasang kaos kaki
- 1 pasang sendal jepit
- 3 baju berkancing depan
- 1 BH menyusui
- 1 dus breast pad
- 1 nursery cover (penutup saat memberikan ASI)
- 1 breast pump (untuk merangsang ASI
jika sulit keluar dan bayi belum mau mengisap)
- 1 gurita
- 1 dus pembalut bersalin
- 3 majalah / bacaan (perawatan sehabis melahirkan, memilih
nama anak, dll)
Persiapan Persalinan Bayi*
- 2 pasang baju bayi
- 2 pasang kaos kaki
- 1 dus disposable diapers (isi 10pcs)
- 2 bedong
- 1 topi
- 2 selimut (bertopi dan tidak)
- 2 sapu tangan bayi
- tas bayi
*)
untuk dibawa ke Rumah Sakit dengan prediksi rawat inap 2-3 hari
Sedangkan
untuk menyambut kehadiran buah hati selengkapnya sebagai berikut:
Persiapan Keperluan Ibu
Persiapan Keperluan Ibu
- 2 kain panjang
- 2 sarung
- 2 pasang kaos kaki
- 3 baju berkancing depan
- 3 BH menyusui
- 2 dus breast pad dan 3pasang washable breast pad (cuci
ulang)
- 2 nursery cover (penutup dada saat memberikan ASI 2thn)
- 1 breast pump (untuk merangsang ASI
jika sulit keluar dan bayi belum mau mengisap)
- 1 gurita
- 2 korset
- 5 dus pembalut bersalin
- nipple cream (jika lecet)
- nipple puller (jika puting tidak keluar)
- 6 breast milk storage (tempat menyimpan ASI @100-120ml)
- 1 cooler bag
- bantal menyusui
- cairan pembersih kewanitaan
Persiapan
Keperluan Perlengkapan Bayi
Wajib
Wajib
- baju kutung
- baju lengan pendek
- baju lengan panjang
- baju monyet
- celana pop
- celana pendek
- celana panjang
- celana panjang tutup kaki
- singlet
- jaket / baju hangat
- sarung kaki tangan
- kaos kaki
- topi
- selimut
- selimut bertopi
- sapu tangan
- sepatu bayi
- bedong
- popok kain bertali
- alas ompol
- perlak kecil
- perlak besar
- handuk besar
- handuk kecil
- washlap
- cotton bud, kapas bulat
- kasa steril
- betadine
- sabun, shampoo, bedak, baby cologne, minyak telon, baby lotion
- botol susu kecil
Tambahan
- thermometer
- tissue basah
- lotion anti nyamuk
- diapers dispo dan clodi (12pcs untuk pemakaian s/d BB anak
18kg)
- alkohol 70%
- baby oil
- botol susu besar
- nose cleaner
- tempat bedak
Persiapan
Peralatan Bayi
- kelambu
- gendongan
- bantal guling
- tas bayi
- bak mandi
- ember
- baskom
- jemuran
- stroller
- car seat
Tambahan
- boks bayi
- seprai
- mainan gantung
- kaset / CD
- bumper
- penyangga saat mandi
- anti slip
- baby monitor
- keranjang bayi
- lemari
- sterilizer
- bottle warmer happy baby shoping:)
Subscribe to:
Posts (Atom)