Betapa hari-hariku tidak sepi lagi, ada sms
yang sering masuk, ada telpon yang terus berdering dari seseorang di seberang sana . Bahkan tidak hanya sekedar tidak sepi
tetapi langkah hari-hari ini bisa kulewati dengan enteng karena ada beban yang
aku serahkan kepadamu, yaitu adalah perasaanku. Ketika itu aku masih semester 7
menuju 8. Masih sangat kental dengan perkampusan. Masih sangat ingat ketika
liburan panjang naik semester tujuh aku kerja di DRPM, sekitar bulan juli 2007.
Setiap pulang kerja maka kegiatan rutinnya adalah sms, ehm senangnya.
Lama kelamaan kebutuhan hati semakin bertambah, tidak terima dengan sms
saja, dan liburan Natal yang berbarengan dengan Idul Adha adalah
waktu yang tepat pujaan hatiku berkunjung ke Depok. Duh, akhirnya kesampaian
juga jalan-jalan di Depok bersama orang yang aku sayangi. Kadang memang sempet
iri melihat Lina atau yang lainnya dijemput sama cowoknya di kampus.
Pagi itu aku menjemputmu di stasiun Jatinegara.Ada kejadian yang lucu ketika itu. Karena aku
berangkat ke stasiunnya pagi maka kereta pada titik puncak jadwal padatnya,
alhasil harus berebut dengan sekian ribu orang untuk masuk. Oke lah, pada
akhirnya bisa masuk, tapi itu hanya di bibir pintu saja. Tak apalah menahan
badan agar tidak jatuh dari pintu toh hanya sampai stasiun Tebet saja. Dan oh
my God, ketika sampai di stasiun Tebet dan hendak turun, ternyata sandalku
ketinggalan di kereta. Mau kembali ke kereta dan mencari sendal sudah tidak
mungkin dan akhirnya membiarkan kaki ini telanjang. Untunglah itu masih jam
06.00 pagi, jadi masih sepi, cuek sajalah meskipun cuma satu sendal saja.
Segera mencari tukang ojek dan mencari toko yang jual sandal jepit atau apalah.
Dasar sial karena masih pagi, toko pun masih jarng yang buka, utunglah tukang
ojek mau muter-muter mencari sendal jepit, plong ketika akhirnya dapat.
Masih dengan tergesa-tergesa masuk stasiun Jatinegara dan pujaan hatiku sudah menunggu disana . deg-degan melihatnya dan kita menuju Depok
berdua. Tiga hari kita bersama, menghabiskan waktu keliling UI, makan pecel di
Detos (Depok
Town Square ) dan sarapan pagi ditempat mba Ucu. Senangnya, liburan
itu sungguh sangat tidak sepi dengan pertemuan itu. Dan gara-gara pertemuan
itu, komunikasi kita semakin sering, dengan Esia yang pada waktu itu tarifnya
adalah 1000/jam. Memang esia mantap banget, sampai kita pernah telpon mulai jam
22.00-06.00. Gila, semalaman kita tidak tidur, dia menemaniku begadang yang
kala itu aku sudah mulai mengerjakan skripsiku. Tak terbayang berapa pulsa yang
kita habiskan untuk telpon2an, yang pasti hampir setiap hari kita telpon dan
itu minimal 2 jam. Oh, kok bisa ya telinga ini menghadapi panasnya ponsel juga
kantong ini menghadapi borosnya pulsa, tapi itulah cinta. Cinta mengalahkan
segalanya. Dan beginilah cinta long distance kami.
Pagi itu aku menjemputmu di stasiun Jatinegara.
Masih dengan tergesa-tergesa masuk stasiun Jatinegara dan pujaan hatiku sudah menunggu di
No comments:
Post a Comment