Laman

18 May 2011

Trek on the track


Konvoi motor dengan baju penuh tanda tangan selalu identik dengan kelulusan anak SMA. Tradisi yang entah kapan dimulai juga tidak tahu entah kapan akan berakhir.  Sebenarnya sudah berbagai solusi di jalankan untuk memutus mata rantai kebiasaan yang sebenarnya sah-sah saja (Baca: seharusnya tidak boleh). Disediakanlah spanduk, lebih tepatnya kain kosong sebagai media pengganti baju.  Tetap saja tidak bisa menggantikan media yang berwarna putih  abu-abu. Mungkin karena kain kosong sebagai media yang pasif yang tidak mengeluarkan teriakan, tawa dan juga bahkan omelan. Sebenarnya yang membuat seru mungkin bukan coret mencoretnya tapi cerita dibalik prosesnya yang nantinya akan jadi cerita. Sepertinya argumen ini akan mendapatkan banyak dukungan dari anak-anak SMA. 

Setelah solusi pengganti media tidak berhasil maka solusi yang lainnya adalah karena logikanya baju tersebut sudah tidak terpakai maka akan lebih bermanfaat kalau di sumbangkan entah itu ke panti asuhan atau ke siapa saja yang membutuhkan, boleh juga kepada para pengemis dengan sedikit modivikasi di bagaian-bagian tertentu, seperti sobek dibagian ketiak atau punggung dan sedikit dibuat lusuh. Yah-yah masuk akal juga tapi ada pembelaan juga, dan ini pasti anak SMA meng-iya kan nnya. Karena baju seragam lebih dari satu maka wajarkan kalau satu diantaranya disisihkan untuk kenang - kenangan, toh ber amal kan tidak harus semuanya, seperti ketika kita beramal dengan uang, toh kita tidak memberikan uang kita seluruhnya. Nah sekarang, kira-kira argumen apa yang bisa digunakan untuk mematahkan argumen mereka , argumen yang bisa memutus mata rantai tersebut. 

Sebenarnya simple saja, mungkin mereka memang butuh media untuk meluapkan kegembiraan mereka, yah kita harus menyadarinya. Bolehlah kita istilahkan trek-trek an di jalan. Kalo selama ini trek-trek an selalu dilakukan dijalan, coba kita maknai trek on the track dengan makna yang lebih dalam. Sesekali trek-trek an atau yang kita kenal dengan konvoi di  barengi dengan kegiatan memungut sampah dijalan. Ehm, bayangkan jika mereka berkeliling kota sebanyak 3 kali saja, maka betapa banyak sampah-sampah yang tersingkirkan di jalan. Atau kalau memungut sampah dianggap tidak elite, bolehlah corat coret dilakukan di baju tapi tidak harus dengan menggunakan pilox, tapi menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Pewarna alami seperti tanah liat. Sangat susah bukan membuat tanda tangan dengan menggunakan tanah liat. Karena susah maka hanya yang mempunyai insting seni yang berhasil melakukannya. Dan inilah yang disebut trek on the track.

Posted: by hestie
Edited: by suprie

No comments:

Post a Comment